Pages

Ads 468x60px

Wednesday, September 3, 2014

Materi Dasar Pramuka



Sejarah Pramuka   di dunia dimulai ketika Lord Robert Baden Powell mengadakan perkemahan Pramuka pertama  di Pulau Brown    Sea di Inggris. Di dunia, tentu saja istilah Pramuka tidak dikenal. Namun jika Anda sering melihat film-film barat, tampak suatu organisasi yang giat menunaikan kegiatan pengumpulan dana dan amal yang mirip dengan Pramuka namun biasa dikenal dengan istilah Scout. Jika ditilik sejarah Pramuka dunia ini, Scouting atau Scout Movement merupakan gerakan anak muda dunia yang bertujuan untuk mendukung pengembangan anak muda dalam hal fisik, mental dan spiritual, sehingga mereka dapat berperan konstruktif dalam suatu masyarakat.
Sejarah Pramuka di dunia dimulai pada 25 Juli 1907 ketika Lord Robert Baden Powell yang merupakan Letnan Jendral dari Tentara Inggris mengadakan perkemahan Pramuka pertama di Pulau Brown Sea di Inggris. Perkemahan tersebut berlangsung selama delapan hari. Dalam sejarah Pramuka, Baden Powell menulis prinsip-prinsip Pramuka dalam Scouting for Boys atau Pramuka untuk laki-laki pada 1908 di London. Tulisan tersebut berdasarkan buku militernya terdahulu dengan pengaruh dan dukungan dari Frederick Russel Burnham (Kepala Pramuka di Afrika Inggris), Ernest Thompson Seton dari Woodcraft Indians, William Alexander Smyth seorang pimpinan Boy’s Brigade, dan penerbitnya, Pearson.
Smith meminta Baden Powell untuk melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman Baden Powell. Sekilas kita ulas biografi Lord Robert Baden Powell yang sangat berperan dalam sejarah Pramuka ini. Beliau lahir 22 Februari 1857 dan diberi nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya adalah seorang profesor geometri di Universitas Oxford. Baden Powell menulis pengalamannya dalam buku “Aids to Scouting” yang berisi panduan untuk tentara muda Inggris supaya bisa mengemban tugas penyelidikan dengan baik. Tulisan tersebut menjadi bagian dari sejarah Pramuka dunia. Beliau  pensiun dari tentara pada 1910 dengan pangkat terakhir Letnan Jendral.
Pada 1912 Baden Powell menikahi Ovale St. Clair Soames dan dikaruniai tiga orang anak. Di tahun yang sama inilah adik perempuan Baden Powell mendirikan organisasi kewanitaan untuk wanita yang dinamai Girl Guides (Brownie Guide, Girl Guide and Girl Scout, Ranger Guide). Tampaknya justru organisasi yang khusus untuk perempuan inilah yang kemudian namanya diambil oleh Indonesia dalam sejarah Pramuka, yaitu Kepanduan. Istri Baden Powell kemudian melanjutkan organisasi Girl Guides ini.
Petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka ditulis oleh Baden Powell pada 1914. Sejarah Pramuka pun terus berlanjut dengan terlaksananya petunjuk tersebut pada 1919. Beliau mendapat sebidang tanah di Chingford dari W. F. de Bois MacLarren sahabatnya. Maka tempat tersebut pun dinamai Gilwell Park yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan Pembina Pramuka.
Selama paruh abad ke 20, pergerakan kepramukaan terus tumbuh dalam sejarah Pramuka, hingga mencakup tiga kelompok laki-laki pada usia utama masing-masing untuk anak laki-laki (Cub Scout, Boy Scout, Rover Scout). Cub Scout atau anak serigala adalah kelompok Pramuka usia siaga yang didirikan pada 1916.
Pedoman kegiatannya didasari oleh buku The Jungle Book karya Rudyard Kipling. Isinya bercerita mengenai Mowgli si anak rimba yang dibesarkan oleh induk serigala di hutan. Sejarah pramuka pun terus berlanjut ketika Rover Scout dibentuk pada 1918 untuk kaum remaja yang berusia 17 tahun Buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Kesuksesan) diterbitkan pada 1922. Isi dari buku ini bercerita mengenai seorang pemuda yang harus mengayuh sampan untuk menuju pantai kesuksesan. Baden Powell memperoleh gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Tanggal 8 Januari 1941 beliau wafat di Nyeri, Kenya, Afrika. Kematian Baden Powell juga menjadi cerita tersendiri dari sejarah Pramuka.
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.



Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.
LIMA UNSUR TERPADU dalam KEPRAMUKAAN
1.     PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
2.     METODE KEPRAMUKAAN
3.     KODE KEHORMATAN PRAMUKA
4.     MOTTO GERAKAN PRAMUKA KIASAN DASAR KEPRAMUKAAN
5.     KIASAN DASAR KEPRAMUKAAN




PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
1.     PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN ADALAH :
a.     Iman dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.     Peduli terhadap Bangsa dan Tanah air, sesame hidup dan alam seisinya;
c.      Peduli terhadap diri pribadinya;
d.     Menaati Kode Kehormatan Pramuka
2.     PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :
a.     Norma Hidup Anggota Gerakan Pramuka
b.     Landasan Kode Etik gerakan Pramuka
c.      Landasan sistem nilai nilai gerakan Pramuka
d.     Pedoman dan Arah Pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka
e.      Landasan gerak dan kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya;
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 10 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN
1.     Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan cirri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.
2.     Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsure proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
3.     Prinsip Dasar kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 9 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}




METODE KEPRAMUKAAN MERUPAKAN
1.     Pengalaman Kode Kehormatan Pramuka;
2.     Belajar sambil melakukan;
3.     Sistem Berkelompok;
4.     Kegiatan yang menantang dan menimngkatkan serta mengundang pendidikan yang sesuai dengan perkembangan Rohani dan jasmani peserta didi;
5.     Kegiatan di Alam terbuka;
6.     Sistem tanda Kecakapan;
7.     Sistem Satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
8.     Sistem Among;
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 11 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}
KODE KEHORMATAN PRAMUKA
1.     TERDIRI ATAS janji yang disebut satya dan ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan suatu unsure dari metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Ke[ramukaan;
2.     MERUPAKAN Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan Pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela erta ditaati demi kehormatan dirinya;
3.     BAGI Anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya, yaitu
  • Kode Kehormatan Pramuka siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;
  • Kode Kehormatan Penggalang terdiri dari Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
  • Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pandega dan Dasadarma;
Anggota Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 12 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}

MOTTO GERAKAN PRAMUKA
1.     MERUPAKAN bagian terpadu proses pendidikan untuk meningkatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikutii kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka
2.     ADALAH “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 12 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}
KIASAN DASAR KEPRAMUKAAN
PENYELENGGARAAN KEPRAMUKAAN DIKEMAS DENGAN MENGGUNAKAN KIASAN DASAR BERSUMBER PADA SEJARAH PERJUANGAN DAN BUDAYA BANGSA.
{Anggaran dasar Gerakan Pramuka. BAB IV. Pasal 14 (KEPRES No. 34 Tahun 1999)}
By:KazutoAditya

2 comments:

 

Sample text

Thank You

Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Saya
Aditya’s Blog:
Chrismast Aditya
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih

Social Media





 
Blogger Templates